Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam terlimpah untuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Diantara fitnah besar yang telah Allah
peringatkan bahayanya adalah fitnah dunia. Banyak orang tertipu,
terpedaya, dan hancur karenanya. Bahkan tidak sedikit yang rela menukar
iman dan akhiratnya dengan dunia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang kefanaan dan ujung dari kehidupan dunia,
وَاضْرِبْ
لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ
السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً
تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِراً
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang
Kami turunkan dari langit, maka karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi
menjadi subur, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang
diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu." (QS. Al-Kahfi: 45)
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ
بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ
أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً ثُمَّ
يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ
الْغُرُورِ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya
harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya
kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini
tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)
Allah Tabaraka wa Ta'ala mengajarkan kepada kita tentang hina dan rendahnya kehidupan dunia. Ia hanyalah permainan, lahwun
(sesuatu yang sia-sia), dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah-megah serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak.
Lalu Allah memberikan tambahan penjelasan melalui pemisalan, yaitu hujan
setelah kemarau panjang yang menumbuhkan berbagai tanaman yang hijau
lagi memukau. Para petani senang dan berbangga dengan tanamannya. Namun
setelah itu tanaman-tanaman hijau tadi mengering dan menguning. Sesudah
itu, ia rusak dan hancur.
Jika kehidupan dunia seperti itu, yakni
tidak kekal. Maka akhirat berbeda. Akhirat merupakan negeri yang akan
mereka datangi. Lalu Allah memperingtakan tentangnya, kalau tidak siksa
yang dahysat maka akhirat itu berisi ampunan dan keridhaan dari Allah. "Di
kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan
dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang
berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam
neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan
merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali
jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang
berbahagia, maka tempatnya di dalam surga mereka kekal di dalamnya
selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang
lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya." (QS. Huud: 105-108)
. . . Keindahan dunia yang demikian akan menipu orang-orang kafir dan membuat mereka berbangga dengannya sehingga mereka menjadi orang paling rakus terhadapnya . . .
Orang Kafir Rakus Dunia
Keindahan dunia yang demikian akan
menipu orang-orang kafir dan membuat mereka berbangga dengannya sehingga
mereka menjadi orang paling rakus terhadapnya. Allah berfirman tentang
mereka,
وَلَتَجِدَنَّهُمْ
أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا يَوَدُّ
أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ
الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ
"Dan sungguh kamu akan mendapati
mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan
(lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin
agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali
tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 96)
Kerakusan mereka semakin menjadi-jadi
saat mereka jauh dari tauhid dan iman; serta tenggelam dalam kesyirikan,
syahwat dan maksiat. Padahal tidaklah apa yang diberikan kepada mereka
dari kenikmatan dunia, kecuali karena hina dan remehnya dunia di sisi
Allah dan sebagai fitnah atas mereka.
فَلا
تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلا أَوْلادُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ
وَهُمْ كَافِرُونَ
"Maka janganlah harta benda dan
anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan
(memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam
kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka
dalam keadaan kafir." (QS. Al-Taubah: 55)
"Dan sekiranya bukan karena hendak
menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah
Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah
loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak)
yang mereka menaikinya. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi
rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan
atasnya. Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk
mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan
dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang
yang bertakwa." (QS. Al- Zukhruf: 33-35)
Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam Sunannya, dari hadits sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'Anhu; Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda: "Kalaulah dunia memiliki nilai seberat sayap nyamuk di sisi
Allah, maka orang kafir tak akan diberi minum barang seteguk pun."
Orang Mukmin Menjual Dunia
Kaum mukminin muwahhidin (ahli tauhid)
berbeda dengan orang kafir. Kaum mukminin tidak rakus terhadap dunia.
Mereka rela memberikannya agar mendapat ganti di akhirat. Bahkan mereka
siap menjual dunia –dari jiwa (nyawa) dan hartanya- dengan akhirat.
Mereka korbankan dunia mereka untuk mendapatkan kenikmatan akhirat yang
abadi lagi kekal.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
"Dan di antara manusia ada orang
yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha
Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (QS. Al-Baqarah: 207)
Mereka adalah orang-orang mendapat
taufiq dari Allah sehingga ringan menjual nyawa mereka dan
menyerahkannya untuk mendapat keridhaan Allah dan pahala dari-Nya. Nyawa
mereka dihargai murah untuk diserahkan kepada Allah untuk diberikan
surga.
. . . orang beriman lebih mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia. Untuk mendapatkannya adalah dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. . .
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
إِنَّ
اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ
وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ
وَالْقُرْآنِ
"Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh
atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al Qur'an." (QS. Al-Taubah: 111)
Al-'Imad ibnu Katsir berkata: "Allah
Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari jiwa dan harta benda
para hamba-Nya yang beriman dengan surga karena mereka telah rela
mengorbankannya di jalan-Nya. Ini merupakan karunia, kemuliaan dan
kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan al-Bashri dan Qatadah mengatakan:
"Allah telah membeli mereka, demi Allah, Dia menghargai mereka sangat
mahal."
Al-Hasan berkata lagi, "Dengarkan
jual-beli yang menguntungkan yang telah Allah ajak setiap mukmin
melakukan jual-beli ini." Dalam perkataan beliau yang lain,
"Sesungguhnya Allah telah memberikan dunia kepadamu maka belilah surga
dengan sebagiannya." (Dinukil dari tafsir al-Baghawi)
Pada ringkasnya, orang beriman lebih
mengutamakan kehidupan akhirat daripada dunia. Untuk mendapatkannya
adalah dengan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwanya. Lalu kenapa masih ada orang yang
bercita-cita masuk surga tapi masih pelit dengan hartanya dan enggan
berjihad di jalan Allah? Wallahu Ta'ala A'lam.Sumber : VoaIslam
No comments:
Post a Comment