“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara
kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu…” (QS 57:20)
“Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya…” (HR Muslim)
“…Demi Allah, sesungguhnya dunia lebih hina di sisi Allah daripada (bangkai kambing) ini untuk kalian.” (HR Muslim)
“…Apa urusanku dengan dunia? Tidaklah aku di dunia ini melainkan
seperti orang yang sedang naik kendaraan, berteduh di bawah pohon,
kemudian pergi meninggalkannya?” (HR Bukhari, Ibnu Majah, Ahmad)
“Kita menyempatkan untuk membaca Al-Qur’an 10 menit setiap harinya.
Dan tentu saja lebih utama daripada 10 gram emas, lebih baik daripada 10
mobil xe**a, karena akhirat itu tidak bisa dibandingkan dengan dunia…”
(Perkataan seorang ustadz)
Begitu banyak ayat-ayat Allah maupun perkataan Rasulullah
yang menyebutkan betapa berharganya “dia”, betapa seringnya dia
dibandingkan dengan dunia, dan membuat dunia tidak ada artinya. Siapakah
“dia”? Dia adalah akhirat, tempat tinggal abadi kita. Maka ke manakah
langkah kita akan tertuju? Menuju akhirat yang kekal atau menuju dunia
yang begitu sebentar?
“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal…” (QS Al A’la : 17)
Marilah menjadi orang-orang yang kakinya masih menapak di bumi, namun cita-citanya menjulang tinggi ke langit…
Karena akhirat tidak bisa dibandingkan dengan dunia…
جزاكم الله خيرا
ReplyDelete